A. LATAR
BELAKANG
Zakat, infaq, dan shadaqah yang
selanjutnya disingkat ZIS merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan
nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusiaan yang
punya nilai sosial di masyarakat. ZIS memiliki manfaat yang sangat penting bagi
kehidupan bermasyarakat dipandang dari sudut ajaran islam dan juga
kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah perkembangan Islam
yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW. ZIS telah menjadi sumber
pendapatan keuangan negara yang memiliki peranan sangat penting, antara lain
sebagai sarana pengembangan agama Islam, pengembangan dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan, pengembangan infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk
kepentingan kesejahteraan sosial masyarakat yang kurang mampu seperti fakir
miskin, serta bantuan lainnya.
Peranan ZIS di atas, sesuai
dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik
pada tahun 2013 mencapai 11,47 persen atau 28,55 juta jiwa[1] yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun masih
kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya.
Ummat Islam Indonesia tentunya
tidak bisa dikecualikan dari fenomena kemiskinan tersebut. Yang memprihatinkan
adalah ketika kita mengetahui bahwa ummat Islam adalah mayoritas di negeri ini.
Bukankah dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemiskinan ummat Islam
tersebut juga menjadi potret kemiskinan bangsa. Maraknya berbagai bencana yang
melanda Negeri Sejuta Pulau ini tampaknya juga semakin memperparah
kondisi tersebut. Pada saat demikian inilah pada akhirnya mengharuskan ummat
Islam untuk menelaah dan mengkaji lagi tentang hubungan ajaran agama dengan
salah satu problem pokok kehidupan terkini, yaitu kemiskinan tersebut. Kajadian
ini diawali dengan sebuah pertanyaan mendasar, sejauhmana kontribusi ajaran
Islam dalam memecahkan problem kemiskinan tersebut. Pertanyaan tersebut penting,
sebab secara tekstual banyak ajaran-ajaran Islam yang menjanjikan kesejahteraan
hidup setiap orang beriman, tidak saja di akhirat tetapi juga di dunia.
Pertanyaan berikut, kalau demikian, mengapa terjadi kesenjangan apa yang
seharusnya ( das Sollen ) dengan kenyataan ( das Sein )? Di mana letak
kesalahannya?
Perhatian Islam terhadap
penanggulangan kemiskinan dan fakir miskin ditunjukkan melalui firman allah
pada surat al- Dzâriyât:19 yang
berbunyi:
وَفِيٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ حَقّٞ
لِّلسَّآئِلِ وَٱلۡمَحۡرُومِ ١٩
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bagian”.[2]
Dari penjelasan ayat di atas jelas bahwa Allah memerintahkan kepada mereka
yang mempunyai harta untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang
kurang mampu. Jelas bahwa islam mempunyai solusi yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi tersebut.
Oleh karena itu, ibadah ZIS
yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Islam di Indonesia,
didukung dengan besarnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa
Indonesia, sehingga dapat dikatakan Indonesia adalah negara yang memiliki
potensi ZIS yang cukup besar. Potensi ini merupakan sumber pendanaan yang dapat
dijadikan kekuatan pemberdayaan ekonomi, pemerataan pendapatan, bahkan akan
dapat menggerakkan roda perekonomian negara. Potensi ini sebelumnya hanya
dikelola oleh individu-individu secara tradisional dan bersifat konsumtif,
sehingga pemanfaatannya belum optimal. Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, pelaksanaan pengelolaan zakat di
Indonesia dilakukan oleh Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) yaitu Badan Amil Zakat
(BAZ) yang dibentuk Pemerintah di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota
dan kecamatan serta Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk dan dikelola
masyarakat.
ZIS yang merupakan dana
keagamaan yang mengandung potensi ekonomi, seharusnya bisa menjadi dana dan
aset yang memiliki potensi dalam pemberdayaan masyarakat. Potensi zakat dan
infaq sebagai sumber dana dan aset dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan
tepat sasaran apabila dikelola secara baik dan optimal.[3]
Dalam pengelolaan dana ZIS,
suatu lembaga itu tentu harus mempunyai manajemen yang baik dengan mempunyai
visi dan misi dalam menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat.
Lembaga zakat dalam menerapkan fungsi
manajemen yang juga harus diperhatikan juga mengenai sumber dana ke arah
tercapainya tujuan yakni dalam penghimpunan dan pendistribusiannya perlu
kejelian dalam pelaksanaanya atau dalam bahasa manajemen adalah actuating sehingga
dapat tercapainya tujuan-tujuan lembaga yang telah dirancang.
Dalam distribusi ZIS yang
sehubungan dalam pengelolaan nya diperlukan pengelola ZIS secara profesional,
mempunyai kompetensi dan komitmen sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini mekanisme pelaksana ZIS dan
kriteria pemilihan dalam mengambil keputusan pada pimpinan lembaga harus
dilakukan secara tepat.
Alasan yang melatar belakangi
pemilihan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng yang selanjutnya disingkat LSPT
sebagi tempat penelitian, karena LSPT sendiri mempunyai peranan sebagai salah
satu lembaga yang berbasis sosial di bawah naungan yayasan Hasyim Asy’ari yang
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan mendayagunakan sumber daya dan
partisipasi publik, menyalurkan dan mengatur pengelolaan zakat, infaq,
shadaqah, dan wakaf bukan berorientasi
pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.
Terbentuknya lembaga ini
bermula dari tumbuh dan berkembangnya Pesantren Tebuireng, seiring perkembangan
zaman. Ratusan tenaga pengajar dan pekerja mengabdi di Pesantren. Sementara
para santri, siswa, guru, dan pekerja (abdi pesantren) banyak yang berasal dari
kalangan ekonomi kurang mampu. Atas kesadaran dan pemahaman ini, maka pada
bulan Agustus tahun 2007 pesantren Tebuireng menggagas sebuah lembaga yang
diberi nama Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng.[4] Lembaga yang berpusat
dikawasan pesantren Tebuireng ini kemudian mendapat legalitas sebagai bagian
dari Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) BAZNAS Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013
sesuai dengan SK nomor 88/SK-UPZ/BAZ.PR/2013.[5]
LSPT merupakan salah satu
lembaga zakat dengan pendapatan yang cukup besar, bisa mencapai 200 juta setiap
bulannya. Pendapatan terbesar justru diperoleh dari kotak-kotak amal yang tersebar
di area makam pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, yang juga merupakan makam
Presiden Republik Indonesia ke-4 yakni K.H. Abdurrahman Wahid.
Membeludaknya peziarah tidak
terlepas dari kemasyhuran dan karismatik tokoh-tokoh yang berada di area makam tersebut.
Sehingga antusias untuk ber-infaq ataupun bershadaqah para peziarah sangat
besar. Inilah yang kemudian menjadikan omset dana LSPT menjadi sangat besar.
Berbeda dengan lembaga zakat lain, para pengurus LSPT tidak perlu mencari dana
ZIS, justru dana-dana yang dibutuhkan guna mencapai visi misi lembaga justru
datang sendiri melalui para pengunjung
yang berziarah dimakam tersebut.
Itulah yang kemudian membuat
penulis yakin untuk melakukan penelitian di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng
dengan memfokuskan penelitian dalam hal planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controling
(pengawasan) di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif teori
manajemen menurut George Terry.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana Pengelolaan
Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng?
2.
Bagaimana Pengelolaan
Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif Teori Manajemen
George Terry?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berangkat dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1.
Bagaimana Pengelolaan
Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng?
2.
Bagaimana Pengelolaan
Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif Teori Manajemen
George Terry?
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Hasil penelitian diharapkan dapat
menambah informasi kepada masyarakat tentang perkembangan pelaksanaan pengelolaan dana LSPT, serta dapat berguna juga
sebagai bahan masukan bagi LSPT ke depan.
2.
Sebagai media pengaplikasian ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, serta membandingkannya dengan kondisi sebenarnya
di dunia nyata. Guna melatih kemampuan dalam menganalisis
secara sistematis.
3.
Hasil penelitian juga diharapkan
sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa fakultas Syariah, terutama
mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah yang ingin
memfokuskan penelitian ini dimasa yang akan datang.
4.
Sebagai bahan studi tambahan
terhadap penelitian mengenai pengelolaan dana infaq dalam perspektif teori
manajemen George Terry.
E. PENELITIAN TERDAHULU
Untuk menunjukkan orisinalitas penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti ini, akan dicantumkan beberapa penelitian yang
bertemakan sama dengan penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa penelitian
yang terlebih dahulu sudah dilakukan:
1.
Skripsi Rini Setyawati Wulandari (2015) yang berjudul “Manajemen Zakat Infaq Dan Sedekah (ZIS) Di Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gunungkidul”. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana manajemen zakat, infaq dan sedekah di
BAZNAS Kabupaten Gunung Kidul yaitu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan?. Metode Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi lapangan.
Penulis Penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Proses pendayagunaan
mengunakan program: Gunungkidul Sehat (Kesehatan), Gunungkidul Cerdas
(Pendidikan), Gunungkidul Makmur (Kesejahteraan Dan Pembangunan Ekonomi),
Gunungkidul Peduli (Tanggap Darurat), dan Gunungkidul Islami (Dakwah) bertujuan
untuk membantu pemerintah dalam pengantasan kemiskinan. Proses perencanaan
dilakukan dengan rapat, namun pada saat eksekusi mengalami kekurangan SDM.
Pengorganisasian dilakukan berdasarkan jobdisc, namun kurang maksimal karena
masa jabatan berakhir. Pengarahan dilakukan saat sebelum dan sesudah kegiatan,
melalui rapat anggota sekretariat. motivasi dari atasan, dan komunikasi minim
dalam keanggotaan pengelola BAZNAS, serta kepemimpinan saat ini dipegang ketua
sekretariat belum maksimal. Pengawsasan yang menggunakan tipe pengawasan diawal
dan pengawasan diakhir. Mekanisme pengawasan melalui kwitansi dan surat
laporan-laporan keuangan lainnya. SDM yang minim menjadi permaslahan utama
pengawasan karena pengawasan masih sebatas proses pendayagunaan saja.
2.
Skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqah
di Pusat Kajian Zakat dan Waqaf (el-Zawa) Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang” oleh Sholihin (2014). Rumusan Masalah yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana manajemen pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah di el-Zawa UIN
Maliki Malang?
b.
Bagaimana implementasi dalam pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah di
el-Zawa UIN Maliki Malang?
c.
Bagaimana implementasi dalam pendistribusian zakat, infaq dan shodaqah di
el-Zawa UIN Maliki Malang?
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu dengan
menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada
beberapa informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan zakat, infaq dan
shodaqah. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan
dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pengelolaan zakat, infaq dan
shodaqah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan pengelolaan zakat,
infaq dan shodaqah, el-Zawa telah menerapkan manajemen modern meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Adapun model
penghimpunan zakat, infaq dan shodaqah oleh el-Zawa adalah potong gaji,
penyerahan langsung melalui gerai el-Zawa atau rekening bank, dan penggalangan
dana lewat event seperti temu wali wisuda mahasiswa baru dan penyebaran tabung
amal. Sedangkan pendistribusian oleh el-Zawa dilakukan dalam dua bentuk, yaitu
secara konsumtif dan produktif. Untuk pendistribusian secara konsumtif terbagi
menjadi empat program unggulan, yaitu beasiswa yatim unggul, beasiswa akar
tangguh, qardul hasan karyawan dan santunan sosial. Sedangkan pendistribusian
secara produktif terbagi menjadi tiga program unggulan, yaitu pendampingan
UMKM, mudharabah, dan qardul hasan motor untuk karyawan.
3.
Skripsi Heni Styaningsih (2009) yang berjudul “Perencanaan ZIS Pada
Program LAZIS (Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shadaqah) Di Masjid Syuhada
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan ZIS pada
program LAZIS yaitu tentang proses perencanaan dalam pengumpulan ZIS,
pengelolaan ZIS, dan pendistribusian ZIS. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kualitatif yaitu setelah data terkumpul kemudian disusun,
dijelaskan dan selanjutnya dianalisa. Dalam penelitian ini, deskriptif
analisisnya hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh secara deskriptif dan
analisa kuantitatif.
Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
a.
Perencanaan ZIS pada program LAZIS Masjid Syuhada dilaksanakan dengan
tujuan untuk meningkatkan kesadaran ber-ZIS bagi masyarakat, meningkatkan
perolehan dana ZIS dan aset produktif, meningkatkan kualitas, profesionalitas,
dan akuntabilitas sumber daya amil.
b.
Perencanaan ZIS yang akan direncanakan oleh LAZIS bisa berhasil dengan baik
dari tujuan-tujuan perencanaan ZIS pada program-program LAZIS yang telah
direncanakan seperti program Gulir, Barbeku, Gapura dan Waqaf Quran serta
Waqaf Investasi.
4.
Skripsi dengan judul “Prosedur
Pengelolaan Dana Infaq Yayasan Dana Sosial Al-Falah ( YDSF) Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Umat Masyarakat Kalisari” yang ditulis oleh Linda Al-Makiya (2014)
dengan rumusan masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana prosedur
pengelolaan dana infaq YDSF dalam pemberdayaan ekonomi umat masyarakat Kalisari
Surabaya?
b.
Bagaimana peran
pengelolaan dana infaq dalam pemberdayaan ekonomi umat masyarakat Kalisari
Surabaya?
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif,
teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumenter dan analisis data
menggunakan pendekatan deskriptif. Data penelitian menunjukkan bahwa Yayasan
Dana Sosial Al-Falah Surabaya merupakan lembaga sosial yang beroperasi untuk
menyalurkan dana infaq dari donatur yang mempercayakan uang atau dananya untuk
dikelolah atau disalurkan kepada orang yang membutuhkan dana (uang) untuk
memajukan usahanya.
Hasil
penelitian berdasarkan data dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa,
prosedur pengelolaan dana infaq YDSF difokuskan pada pemberdayaan ekonomi umat.
Pengelolaan dana infaq mempunyai beberapa prosedur: pertama melalui pengajuan
proposal kepada pihak pendayagunaan yang disertai adminitrasi, selanjutnya
pihak pendayagunaan YDSF melakukan survey lokasi untuk memastikan kelayakan,
agar dana infaq yang berupa pinjaman uang diberikan kepada orang yang
membutuhkan, selanjutnya pihak pendayagunaan YDSF menganalisa hasil survey,
setelah itu dibuatkan keputusan pengajuan anggaran, setelah proses ajuan dana
infaq dicairkan maka pihak pendayagunaan YDSF melakukan pendampingan yang
disertai pelatihan. Dana infaq YDSF berperan penting untuk membantu
perekonomian orang yang membutuhkan dan (uang) demi memajukan usahanya.dengan
adanya program ini, maka ekonomi rakyat menjadi meningkat.
5.
Skripsi Rafiqah Aulia
Rahmah (2014) yang berjudul “Analisis Pendistribusian Dan Pendayagunaan
Zakat, Infaq, Dan Shadaqah Pada Mustahiq : Studi Kasus BAZ Jatim”.
F.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh peneliti agar mendapatkan hasil yang akurat sehingga
kebenarannya tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang
sesuai dengan tujuan peneliti serta mempermudah mengembangkan data, maka faktor
penting yang harus diperhatikan adalah menyusun langkah-langkah metode
penelitian. Adapun langkah-langkah yang dipakai dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
1.
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research), yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan secara intensif,
terperinci, dan mendalam terhadap objek tertentu yang membutuhkan suatu analisa
komprehensif dan menyeluruh.[6] Penelitian ini
diorientasikan untuk mengungkap dan mendiskripsikan Manajemen Pengelolaan Infaq Di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Tinjauan
Teori Manajemen George Terry.
2.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan
prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[7] Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dari subjek
penelitian.[8]
Pendekatan kualitatif mengantarkan peneliti mendapatkan data yang
akurat dan otentik dengan cara peneliti bertemu dan berhadapan langsung dengan
subjek penelitian/informan untuk wawancara dan berdialog dengan subjek
penelitian. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan subjek penelitian secara
sistematis, mencatat semua hal yang berkaitan dengan subjek yang diteliti, dan
mengorganisasikan data-data yang diperoleh sesuai fokus
pembahasan.
3.
Sumber Data
a.
Data
primer
Data primer yaitu data yang langsung yang segera
diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus itu.[9]
Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari dari Pengurus Lembaga
Sosial Pesantren Tebuireng yang merupakan pengelola infaq.
b.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder, biasa
juga dikatakan bahwa data-data yang memiliki keterkaitan dengan data primer,
yang dapat membantu dalam memahami serta menganalisa data primer yang didapat.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: buku-buku,jurnal,
internet, dan koran yang relevan dengan penelitian ini.
c.
Data tersier
Data tersier adalah sumber data penunjang yang mencakup
bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap data primer dan data sekunder. Data tersier yang digunakan peneliti berupa Kamus
dan Ensiklopedia.
4.
Metode Pengumpulan data
1) Observasi
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang
diselidiki. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di Lembaga Sosial
Pesantren Tebuireng (LSPT)
2) Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat untuk mencari data melalui
beberapa arsip dan dokumentasi melalui surat kabar, majalah, jurnal, buku, dan
benda tertulis lainnya yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti,
untuk dapat mengumpulkan sejumlah teori-teori yang merupakan variable
terpenting dalam menentukan keilmiahan penelitian.[10]
3) Metode wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan terkait.[11]
Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas
terpimpin yaitu kombinasi antara wawancara terpimpin dan takterpimpin.
Wawancara ini hanya sekedar pokok-pokoknya sehingga dimungkinkan adanya
penambahan pertanyaan. Metode ini dilakukan sebagai metode pengumpulan data,
dimana peneliti sebagai piranti pengumpulan data. Dalam hal ini, meliputi
pengurus LSPT, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara, serta informan lain yang
dipandang cukup representative dalam memahami objek kajian penelitian dan
mempunyai kredibilitas untuk menyampaikan informasi data-data penelitian yang
dibutuhkan secara objektif.
5.
Teknik Pengolahan Data
1.
Editing
Untuk mengetahui sejauh mana data-data yang telah diperoleh
baik yang bersumber dari hasil observasi, wawancara atau dokumentasi, sudah
cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya, maka
pada bagian ini peneliti merasa perlu untuk menelitinya kembali terutama dari
kelengkapan data, kejelasan makna kesesuaian serta relevansinya dengan rumusan
masalah dan data yang lainnya
2.
Classifaying
Agar penelitian ini lebih sistematis dan untuk
menghindari pengulangan pembahasan terkait dengan data yang diperoleh, maka
klasifikasi atau katagori ini memberikan kemudahan dari banyaknya bahan yang
didapatkan dalam lapangan sehingga isi penelitian mudah dipahami oleh pembaca.
Dalam hal ini merupakan Langkah kedua, peneliti melakukan pengklasifikasian
(pengelompokan) terhadap seluruh data-data penelitian, baik data yang diperoleh
dari hasil observasi maupun data hasil wawancara (interview) yang berkaitan
dengan penerapan asas kebebasan berkontrak, agar lebih mudah dalam melakukan
pembacaan dan penelaahan data sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
3.
Verifiying
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan
verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan,
mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
4.
Analizing
Analizing
adalah suatu yang diteliti yang bisa berupa individu,
kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial
seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian.[12]
Dalam analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif
yaitu analisis yang menggambarkan keadaan status fenomena dengan kata-kata atau
kalimat, kemudian dipisahkan menurut katagorinya untuk memperoleh kesimpulan.[13]
Dengan demikian, dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui wawancara
atau metode dokumentasi, digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat bukan
dalam bentuk angka-angka sebagaimana dalam penelitian statistik. Proses ini
merupakan langkah analisis untuk menginterpretasikan pandangan pihak Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) tentang manajemen pengelolaan Infaq di Lembaga
tersebut.
5.
Concluding
Langkah terakhir adalah concluding yaitu pengambilan kesimpulan dari data-data yang
telahdi olah untuk mendapatkan suatu jawaban.[14] Dimana peneliti sudah menemukan jawaban-jawaban dari hasil penelitian yang
dilakukan. Peneliti pada tahap ini membuat kesimpulan-kesimpulan/menarik
poin-poin penting yang kemudian menghasilkan gambaran secararingkas, jelas dan mudah dipahami tentang manajemen pengelolaan
Infaq di LSPT tinjauan teori manajemen George Terry.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab I : Pendahuluan, merupakan bab yang pertama dalam
penulisan karya ilmiah ini, agar tujuan dari penelitian benar-benar tercapai.
Dalam Bab pendahuluan ini, mencakup latar belakang masalah, dimana hal ini juga
menjelaskan tentang does sollen dan does sein bahkan kesenjangan yang terjadi
diantara keduanya. Selain itu, dari gambaran latar belakang masalah dapat
diidentifikasi agar masalah juga dapat dirumuskan. Hasil dari rumusan masalah
ini, oleh peneliti dijadikan sebagai bahan tolak ukur untuk menyelesaikan
penelitian ini dan bisa memperoleh hasil yang berkualitas.
Bab II : Selanjutnya untuk memperoleh hasil yang maksimal
dan untuk mendapat hal yang baru, maka peneliti memasukkan kajian teori sebagai
salah satu perbandingan dari penelitian ini. Dari Kajian teori diharapkan
sedikit memberikan gambaran atau merumuskan suatu permasalahan yang ditemukan
dalam obejek penelitian. Kajian teori ini akan disesuaikan dengan permasalahan
atau lapangan yang diteliti. Sehingga teori tersebut, dijadikan sebagai alat
analisis untuk menjelaskan dan memberikan interpretasi bagian data yang telah
dikumpulkan.
Bab III : Metode penelitian adalah suatu langkah umum
penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti, metode penelitian juga
merupakan salah satu bagian inti dari penelitian. Penelitian dimulai dengan
kegiatan menjajaki permsalahan yang bakal menjadi pusat penelitian, karena
penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai-nilai kebenaran, akan tetapi
bukan satu-satunya cara untuk mendapatkannya. Kesalahan dalam mengambil metode
penelitian akan berpengaruh pada hasil yang didapatkan, sehingga peneliti harus
mengulang proses penelitiannya dari awal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
dinginkan oleh peneliti maka harus diperhatikan secara objektif terkait dengan
judul yang diangkat oleh peneliti.
Bab IV : Setelah data diperoleh dan diolah dengan
mengunakan lima tahapan, maka pada bab ini, akan disajikan dalam bentuk
Mendiskripsikan tentang Manajemen Pengelolaan Infaq Di Lembaga Sosial Pesantren
Tebuireng (LSPT) Tinjauan Teori Manajemen George Terry. Sehingga hasil yang
diperoleh benar-benar akurat dan tidak diragukan lagi.
Bab V : Merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, yang
berisi tentang kesimpulan hasi penelitian ini secara keseluruhan, sehingga dari
kesimpulan ini dapat memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas bagi
para pembaca.
OUTLINE PROPOSAL
MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN WAKAF (ZAKAT DAN INFAQ)
DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen
George Terry)
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E.
Penelitian Terdahulu
F.
Kajian Pustaka
G. Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
2.
Pendekatan Penelitian
3.
Sumber Data
4.
Metode Pengumpulan Data
5.
Teknik Pengolahan Data
H. Sistematika Pembahasan
Daftar Pustaka
Lampiran
Data/Dokumen yang diperlukan dalam Penelitian
MANAJEMEN PENGELOLAAN INFAQ DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen
George Terry)
1.
Gambaran Umum Lembaga
Sosial Pesantren Tebuireng
· Letak Geografis LSPT
· Sejarah bedirinya LSPT
· Arti logo LSPT
· Visi, Misi, dan Tujuan LSPT
· Dasar Hukum LSPT
2.
Struktur Organisasi
3.
Tugas dan Wewenang
Pengurus (Job Deskripsi)
4.
Program Kerja LSPT
· Program Unggulan (Prioritas)
5.
Daftar Donatur LSPT
· Contoh Formulir donasi
6.
Daftar Penerima Dana
(Mustahiq)
7.
Laporan Pemasukan dan
Pendayagunaan Dana LSPT
8.
Kegiatan-kegiatan yang
telah terlaksana
MANAJEMEN PENGELOLAAN
INFAQ DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen
George Terry)
Proposal Skripsi
Oleh:
Ifan
Nur Hamim
NIM. 10210049
JURUSAN
AL-AHWAL
AL-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS
SYARIAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
2015
[1]Badan Pusat Statistik, “Jumlah Penduduk Miskin”, http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/ 1494, diakses tanggal 02 Spetember 2015.
[4]Shalahuddin Wahid, Transformasi Pesantren Tebuireng: Menjaga Tradisi di
Tengah Tantangan, (Malang: Uin-Maliki Press, 2011), h. 175.
[6]Suharsimi
Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998), hlm: 11.
[8]Koentjaraningrat,
Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1997),
hlm, 29.
[9]Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah, Dasar
Metoda Teknik,
Edisi 7, (Bandung: Tarsito, 1989), hlm.
134-163.
[12]Hamidi, Metode
Penelitian Kualitatif: Aplikasi Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian,
cet. ke-3 (Malang: UMM Press, 2005), hlm, 77.
[13]Lexy J.
Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), hlm, 248.
[14] Nana Sudjana dan Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi
(Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2000), 89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trimakasih atas saran, kritik, dan komentnya...
semoga bisa menambah pengetahuan kita semua...amin
FeedBack!!!! trims