Halaman

Label

Kamis, 07 April 2016

Contoh Semi Proposal Fakultas Syariah

A.  LATAR BELAKANG
Zakat, infaq, dan shadaqah yang selanjutnya disingkat ZIS merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusiaan yang punya nilai sosial di masyarakat. ZIS memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat dipandang dari sudut ajaran islam dan juga kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah perkembangan Islam yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW. ZIS telah menjadi sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam, pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan sosial masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin, serta bantuan lainnya.
Peranan ZIS di atas, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 mencapai 11,47 persen atau 28,55 juta jiwa[1] yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Ummat Islam Indonesia tentunya tidak bisa dikecualikan dari fenomena kemiskinan tersebut. Yang memprihatinkan adalah ketika kita mengetahui bahwa ummat Islam adalah mayoritas di negeri ini. Bukankah dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemiskinan ummat Islam tersebut juga menjadi potret kemiskinan bangsa. Maraknya berbagai bencana yang melanda Negeri Sejuta Pulau ini tampaknya juga semakin memperparah kondisi tersebut. Pada saat demikian inilah pada akhirnya mengharuskan ummat Islam untuk menelaah dan mengkaji lagi tentang hubungan ajaran agama dengan salah satu problem pokok kehidupan terkini, yaitu kemiskinan tersebut. Kajadian ini diawali dengan sebuah pertanyaan mendasar, sejauhmana kontribusi ajaran Islam dalam memecahkan problem kemiskinan tersebut. Pertanyaan tersebut penting, sebab secara tekstual banyak ajaran-ajaran Islam yang menjanjikan kesejahteraan hidup setiap orang beriman, tidak saja di akhirat tetapi juga di dunia. Pertanyaan berikut, kalau demikian, mengapa terjadi kesenjangan apa yang seharusnya ( das Sollen ) dengan kenyataan ( das Sein )? Di mana letak kesalahannya?
Perhatian Islam terhadap penanggulangan kemiskinan dan fakir miskin ditunjukkan melalui firman allah pada surat al- Dzâriyât:19 yang berbunyi:
وَفِيٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ حَقّٞ لِّلسَّآئِلِ وَٱلۡمَحۡرُومِ ١٩
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.[2]
Dari penjelasan ayat di atas jelas bahwa Allah memerintahkan kepada mereka yang mempunyai harta untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang kurang mampu. Jelas bahwa islam mempunyai solusi yang tepat  bagi permasalahan yang dihadapi tersebut.
Oleh karena itu, ibadah ZIS yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, didukung dengan besarnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatakan Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ZIS yang cukup besar. Potensi ini merupakan sumber pendanaan yang dapat dijadikan kekuatan pemberdayaan ekonomi, pemerataan pendapatan, bahkan akan dapat menggerakkan roda perekonomian negara. Potensi ini sebelumnya hanya dikelola oleh individu-individu secara tradisional dan bersifat konsumtif, sehingga pemanfaatannya belum optimal. Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, pelaksanaan pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk Pemerintah di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan serta Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk dan dikelola masyarakat.
ZIS yang merupakan dana keagamaan yang mengandung potensi ekonomi, seharusnya bisa menjadi dana dan aset yang memiliki potensi dalam pemberdayaan masyarakat. Potensi zakat dan infaq sebagai sumber dana dan aset dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan tepat sasaran apabila dikelola secara baik dan optimal.[3]
Dalam pengelolaan dana ZIS, suatu lembaga itu tentu harus mempunyai manajemen yang baik dengan mempunyai visi dan misi dalam menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat.
 Lembaga zakat dalam menerapkan fungsi manajemen yang juga harus diperhatikan juga mengenai sumber dana ke arah tercapainya tujuan yakni dalam penghimpunan dan pendistribusiannya perlu kejelian dalam pelaksanaanya atau dalam bahasa manajemen adalah actuating sehingga dapat tercapainya tujuan-tujuan lembaga yang telah dirancang.
Dalam distribusi ZIS yang sehubungan dalam pengelolaan nya diperlukan pengelola ZIS secara profesional, mempunyai kompetensi  dan komitmen sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini mekanisme pelaksana ZIS dan kriteria pemilihan dalam mengambil keputusan pada pimpinan lembaga harus dilakukan secara tepat.
Alasan yang melatar belakangi pemilihan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng yang selanjutnya disingkat LSPT sebagi tempat penelitian, karena LSPT sendiri mempunyai peranan sebagai salah satu lembaga yang berbasis sosial di bawah naungan yayasan Hasyim Asy’ari yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik, menyalurkan dan mengatur pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf  bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.
Terbentuknya lembaga ini bermula dari tumbuh dan berkembangnya Pesantren Tebuireng, seiring perkembangan zaman. Ratusan tenaga pengajar dan pekerja mengabdi di Pesantren. Sementara para santri, siswa, guru, dan pekerja (abdi pesantren) banyak yang berasal dari kalangan ekonomi kurang mampu. Atas kesadaran dan pemahaman ini, maka pada bulan Agustus tahun 2007 pesantren Tebuireng menggagas sebuah lembaga yang diberi nama Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng.[4] Lembaga yang berpusat dikawasan pesantren Tebuireng ini kemudian mendapat legalitas sebagai bagian dari Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) BAZNAS Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 sesuai dengan SK nomor 88/SK-UPZ/BAZ.PR/2013.[5]
LSPT merupakan salah satu lembaga zakat dengan pendapatan yang cukup besar, bisa mencapai 200 juta setiap bulannya. Pendapatan terbesar justru diperoleh dari kotak-kotak amal yang tersebar di area makam pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, yang juga merupakan makam Presiden Republik Indonesia ke-4 yakni K.H. Abdurrahman Wahid.
Membeludaknya peziarah tidak terlepas dari kemasyhuran dan karismatik tokoh-tokoh yang berada di area makam tersebut. Sehingga antusias untuk ber-infaq ataupun bershadaqah para peziarah sangat besar. Inilah yang kemudian menjadikan omset dana LSPT menjadi sangat besar. Berbeda dengan lembaga zakat lain, para pengurus LSPT tidak perlu mencari dana ZIS, justru dana-dana yang dibutuhkan guna mencapai visi misi lembaga justru datang sendiri melalui  para pengunjung yang berziarah dimakam tersebut.
Itulah yang kemudian membuat penulis yakin untuk melakukan penelitian di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dengan memfokuskan penelitian dalam hal planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controling (pengawasan) di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif teori manajemen menurut George Terry.  

B.  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Pengelolaan Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng?
2.      Bagaimana Pengelolaan Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif Teori Manajemen George Terry?

C.  TUJUAN PENELITIAN
Berangkat dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.      Bagaimana Pengelolaan Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng?
2.      Bagaimana Pengelolaan Infaq di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng dalam perspektif Teori Manajemen George Terry?
D.  MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi kepada masyarakat tentang perkembangan pelaksanaan pengelolaan dana LSPT, serta dapat  berguna juga sebagai bahan masukan bagi LSPT  ke depan.
2.      Sebagai media pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, serta membandingkannya dengan kondisi sebenarnya di dunia nyata. Guna melatih kemampuan dalam menganalisis secara sistematis.
3.      Hasil penelitian juga diharapkan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa fakultas Syariah, terutama mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah yang ingin memfokuskan penelitian ini dimasa yang akan datang.
4.      Sebagai bahan studi tambahan terhadap penelitian mengenai pengelolaan dana infaq dalam perspektif teori manajemen George Terry.

E.  PENELITIAN TERDAHULU
Untuk menunjukkan orisinalitas penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini, akan dicantumkan beberapa penelitian yang bertemakan sama dengan penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa penelitian yang terlebih dahulu sudah dilakukan:
1.      Skripsi Rini Setyawati Wulandari (2015) yang berjudul “Manajemen Zakat Infaq Dan Sedekah (ZIS) Di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gunungkidul”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana manajemen zakat, infaq dan sedekah di BAZNAS Kabupaten Gunung Kidul yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan?. Metode Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi lapangan.  Penulis Penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Proses pendayagunaan mengunakan program: Gunungkidul Sehat (Kesehatan), Gunungkidul Cerdas (Pendidikan), Gunungkidul Makmur (Kesejahteraan Dan Pembangunan Ekonomi), Gunungkidul Peduli (Tanggap Darurat), dan Gunungkidul Islami (Dakwah) bertujuan untuk membantu pemerintah dalam pengantasan kemiskinan. Proses perencanaan dilakukan dengan rapat, namun pada saat eksekusi mengalami kekurangan SDM. Pengorganisasian dilakukan berdasarkan jobdisc, namun kurang maksimal karena masa jabatan berakhir. Pengarahan dilakukan saat sebelum dan sesudah kegiatan, melalui rapat anggota sekretariat. motivasi dari atasan, dan komunikasi minim dalam keanggotaan pengelola BAZNAS, serta kepemimpinan saat ini dipegang ketua sekretariat belum maksimal. Pengawsasan yang menggunakan tipe pengawasan diawal dan pengawasan diakhir. Mekanisme pengawasan melalui kwitansi dan surat laporan-laporan keuangan lainnya. SDM yang minim menjadi permaslahan utama pengawasan karena pengawasan masih sebatas proses pendayagunaan saja.
2.      Skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqah di Pusat Kajian Zakat dan Waqaf (el-Zawa) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang” oleh Sholihin (2014). Rumusan Masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana manajemen pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah di el-Zawa UIN Maliki Malang?
b.      Bagaimana implementasi dalam pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah di el-Zawa UIN Maliki Malang?
c.       Bagaimana implementasi dalam pendistribusian zakat, infaq dan shodaqah di el-Zawa UIN Maliki Malang?
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada beberapa informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah, el-Zawa telah menerapkan manajemen modern meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Adapun model penghimpunan zakat, infaq dan shodaqah oleh el-Zawa adalah potong gaji, penyerahan langsung melalui gerai el-Zawa atau rekening bank, dan penggalangan dana lewat event seperti temu wali wisuda mahasiswa baru dan penyebaran tabung amal. Sedangkan pendistribusian oleh el-Zawa dilakukan dalam dua bentuk, yaitu secara konsumtif dan produktif. Untuk pendistribusian secara konsumtif terbagi menjadi empat program unggulan, yaitu beasiswa yatim unggul, beasiswa akar tangguh, qardul hasan karyawan dan santunan sosial. Sedangkan pendistribusian secara produktif terbagi menjadi tiga program unggulan, yaitu pendampingan UMKM, mudharabah, dan qardul hasan motor untuk karyawan.
3.      Skripsi Heni Styaningsih (2009) yang berjudul “Perencanaan ZIS Pada Program LAZIS (Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shadaqah) Di Masjid Syuhada Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan ZIS pada program LAZIS yaitu tentang proses perencanaan dalam pengumpulan ZIS, pengelolaan ZIS, dan pendistribusian ZIS. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu setelah data terkumpul kemudian disusun, dijelaskan dan selanjutnya dianalisa. Dalam penelitian ini, deskriptif analisisnya hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh secara deskriptif dan analisa kuantitatif.
Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
a.    Perencanaan ZIS pada program LAZIS Masjid Syuhada dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran ber-ZIS bagi masyarakat, meningkatkan perolehan dana ZIS dan aset produktif, meningkatkan kualitas, profesionalitas, dan akuntabilitas sumber daya amil.
b.    Perencanaan ZIS yang akan direncanakan oleh LAZIS bisa berhasil dengan baik dari tujuan-tujuan perencanaan ZIS pada program-program LAZIS yang telah direncanakan seperti program Gulir, Barbeku, Gapura dan Waqaf Quran serta Waqaf Investasi.
4.      Skripsi dengan judul “Prosedur Pengelolaan Dana Infaq Yayasan Dana Sosial Al-Falah ( YDSF) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Masyarakat Kalisari” yang ditulis oleh Linda Al-Makiya (2014) dengan rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana prosedur pengelolaan dana infaq YDSF dalam pemberdayaan ekonomi umat masyarakat Kalisari Surabaya?
b.      Bagaimana peran pengelolaan dana infaq dalam pemberdayaan ekonomi umat masyarakat Kalisari Surabaya?
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumenter dan analisis data menggunakan pendekatan deskriptif. Data penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya merupakan lembaga sosial yang beroperasi untuk menyalurkan dana infaq dari donatur yang mempercayakan uang atau dananya untuk dikelolah atau disalurkan kepada orang yang membutuhkan dana (uang) untuk memajukan usahanya.
Hasil penelitian berdasarkan data dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa, prosedur pengelolaan dana infaq YDSF difokuskan pada pemberdayaan ekonomi umat. Pengelolaan dana infaq mempunyai beberapa prosedur: pertama melalui pengajuan proposal kepada pihak pendayagunaan yang disertai adminitrasi, selanjutnya pihak pendayagunaan YDSF melakukan survey lokasi untuk memastikan kelayakan, agar dana infaq yang berupa pinjaman uang diberikan kepada orang yang membutuhkan, selanjutnya pihak pendayagunaan YDSF menganalisa hasil survey, setelah itu dibuatkan keputusan pengajuan anggaran, setelah proses ajuan dana infaq dicairkan maka pihak pendayagunaan YDSF melakukan pendampingan yang disertai pelatihan. Dana infaq YDSF berperan penting untuk membantu perekonomian orang yang membutuhkan dan (uang) demi memajukan usahanya.dengan adanya program ini, maka ekonomi rakyat menjadi meningkat.
5.      Skripsi Rafiqah Aulia Rahmah (2014) yang berjudul “Analisis Pendistribusian Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Dan Shadaqah Pada Mustahiq : Studi Kasus BAZ Jatim”.


F.   METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti agar mendapatkan hasil yang akurat sehingga kebenarannya tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan peneliti serta mempermudah mengembangkan data, maka faktor penting yang harus diperhatikan adalah menyusun langkah-langkah metode penelitian. Adapun langkah-langkah yang dipakai dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.    Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap objek tertentu yang membutuhkan suatu analisa komprehensif dan menyeluruh.[6] Penelitian ini diorientasikan untuk mengungkap dan mendiskripsikan Manajemen Pengelolaan Infaq Di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Tinjauan Teori Manajemen George Terry.
2.    Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[7] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dari subjek penelitian.[8]
Pendekatan kualitatif mengantarkan peneliti mendapatkan data yang akurat dan otentik dengan cara peneliti bertemu dan berhadapan langsung dengan subjek penelitian/informan untuk wawancara dan berdialog dengan subjek penelitian. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan subjek penelitian secara sistematis, mencatat semua hal yang berkaitan dengan subjek yang diteliti, dan mengorganisasikan data-data yang diperoleh sesuai fokus pembahasan.
3.    Sumber Data
a.       Data primer
Data primer yaitu data yang langsung yang segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus itu.[9] Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari dari Pengurus Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng yang merupakan pengelola infaq.
b.      Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder, biasa juga dikatakan bahwa data-data yang memiliki keterkaitan dengan data primer, yang dapat membantu dalam memahami serta menganalisa data primer yang didapat. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: buku-buku,jurnal, internet, dan koran yang relevan dengan penelitian ini.
c.       Data tersier
Data tersier adalah sumber data penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap data primer dan data sekunder. Data tersier yang digunakan peneliti berupa Kamus dan Ensiklopedia.
4.    Metode Pengumpulan data
1)  Observasi
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT)
2)  Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat untuk mencari data melalui beberapa arsip dan dokumentasi melalui surat kabar, majalah, jurnal, buku, dan benda tertulis lainnya yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti, untuk dapat mengumpulkan sejumlah teori-teori yang merupakan variable terpenting dalam menentukan keilmiahan penelitian.[10]
3)         Metode wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan terkait.[11]
Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas terpimpin yaitu kombinasi antara wawancara terpimpin dan takterpimpin. Wawancara ini hanya sekedar pokok-pokoknya sehingga dimungkinkan adanya penambahan pertanyaan. Metode ini dilakukan sebagai metode pengumpulan data, dimana peneliti sebagai piranti pengumpulan data. Dalam hal ini, meliputi pengurus LSPT, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara, serta informan lain yang dipandang cukup representative dalam memahami objek kajian penelitian dan mempunyai kredibilitas untuk menyampaikan informasi data-data penelitian yang dibutuhkan secara objektif.
5.    Teknik Pengolahan Data
1.      Editing
Untuk mengetahui sejauh mana data-data yang telah diperoleh baik yang bersumber dari hasil observasi, wawancara atau dokumentasi, sudah cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya, maka pada bagian ini peneliti merasa perlu untuk menelitinya kembali terutama dari kelengkapan data, kejelasan makna kesesuaian serta relevansinya dengan rumusan masalah dan data yang lainnya
2.      Classifaying
Agar penelitian ini lebih sistematis dan untuk menghindari pengulangan pembahasan terkait dengan data yang diperoleh, maka klasifikasi atau katagori ini memberikan kemudahan dari banyaknya bahan yang didapatkan dalam lapangan sehingga isi penelitian mudah dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini merupakan Langkah kedua, peneliti melakukan pengklasifikasian (pengelompokan) terhadap seluruh data-data penelitian, baik data yang diperoleh dari hasil observasi maupun data hasil wawancara (interview) yang berkaitan dengan penerapan asas kebebasan berkontrak, agar lebih mudah dalam melakukan pembacaan dan penelaahan data sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3.      Verifiying
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
4.      Analizing
Analizing adalah suatu yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian.[12] Dalam analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan menurut katagorinya untuk memperoleh kesimpulan.[13] Dengan demikian, dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui wawancara atau metode dokumentasi, digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat bukan dalam bentuk angka-angka sebagaimana dalam penelitian statistik. Proses ini merupakan langkah analisis untuk menginterpretasikan pandangan pihak Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) tentang manajemen pengelolaan Infaq di Lembaga tersebut.
5.      Concluding
Langkah terakhir adalah concluding yaitu pengambilan kesimpulan dari data-data yang telahdi olah untuk mendapatkan suatu jawaban.[14] Dimana peneliti sudah menemukan jawaban-jawaban dari hasil penelitian yang dilakukan. Peneliti pada tahap ini membuat kesimpulan-kesimpulan/menarik poin-poin penting yang kemudian menghasilkan gambaran secararingkas, jelas dan mudah dipahami tentang manajemen pengelolaan Infaq di LSPT tinjauan teori manajemen George Terry.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab I : Pendahuluan, merupakan bab yang pertama dalam penulisan karya ilmiah ini, agar tujuan dari penelitian benar-benar tercapai. Dalam Bab pendahuluan ini, mencakup latar belakang masalah, dimana hal ini juga menjelaskan tentang does sollen dan does sein bahkan kesenjangan yang terjadi diantara keduanya. Selain itu, dari gambaran latar belakang masalah dapat diidentifikasi agar masalah juga dapat dirumuskan. Hasil dari rumusan masalah ini, oleh peneliti dijadikan sebagai bahan tolak ukur untuk menyelesaikan penelitian ini dan bisa memperoleh hasil yang berkualitas.
Bab II : Selanjutnya untuk memperoleh hasil yang maksimal dan untuk mendapat hal yang baru, maka peneliti memasukkan kajian teori sebagai salah satu perbandingan dari penelitian ini. Dari Kajian teori diharapkan sedikit memberikan gambaran atau merumuskan suatu permasalahan yang ditemukan dalam obejek penelitian. Kajian teori ini akan disesuaikan dengan permasalahan atau lapangan yang diteliti. Sehingga teori tersebut, dijadikan sebagai alat analisis untuk menjelaskan dan memberikan interpretasi bagian data yang telah dikumpulkan.
Bab III : Metode penelitian adalah suatu langkah umum penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti, metode penelitian juga merupakan salah satu bagian inti dari penelitian. Penelitian dimulai dengan kegiatan menjajaki permsalahan yang bakal menjadi pusat penelitian, karena penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai-nilai kebenaran, akan tetapi bukan satu-satunya cara untuk mendapatkannya. Kesalahan dalam mengambil metode penelitian akan berpengaruh pada hasil yang didapatkan, sehingga peneliti harus mengulang proses penelitiannya dari awal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan oleh peneliti maka harus diperhatikan secara objektif terkait dengan judul yang diangkat oleh peneliti.
Bab IV : Setelah data diperoleh dan diolah dengan mengunakan lima tahapan, maka pada bab ini, akan disajikan dalam bentuk Mendiskripsikan tentang Manajemen Pengelolaan Infaq Di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Tinjauan Teori Manajemen George Terry. Sehingga hasil yang diperoleh benar-benar akurat dan tidak diragukan lagi.
Bab V : Merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, yang berisi tentang kesimpulan hasi penelitian ini secara keseluruhan, sehingga dari kesimpulan ini dapat memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas bagi para pembaca.



OUTLINE PROPOSAL MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN WAKAF (ZAKAT DAN INFAQ) DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen George Terry)

A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D.  Manfaat Penelitian
E.   Penelitian Terdahulu
F.   Kajian Pustaka
G.  Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
2.      Pendekatan Penelitian
3.      Sumber Data
4.      Metode Pengumpulan Data
5.      Teknik Pengolahan Data
H.  Sistematika Pembahasan
Daftar Pustaka



Lampiran
Data/Dokumen yang diperlukan dalam Penelitian
MANAJEMEN PENGELOLAAN INFAQ DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen George Terry)


1.    Gambaran Umum Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng
·      Letak Geografis LSPT
·      Sejarah bedirinya LSPT
·      Arti logo LSPT
·      Visi, Misi, dan Tujuan LSPT
·      Dasar Hukum LSPT
2.    Struktur Organisasi
3.    Tugas dan Wewenang Pengurus (Job Deskripsi)
4.    Program Kerja LSPT
·      Program Unggulan (Prioritas)
5.    Daftar Donatur LSPT
·      Contoh Formulir donasi
6.    Daftar Penerima Dana (Mustahiq)
7.    Laporan Pemasukan dan Pendayagunaan Dana LSPT
8.    Kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana




MANAJEMEN PENGELOLAAN INFAQ DI LEMBAGA SOSIAL PESANTREN TEBUIRENG (LSPT)
(Tinjauan Teori Manajemen George Terry)



Proposal Skripsi



Oleh:
Ifan Nur Hamim
NIM. 10210049














JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015





[1]Badan Pusat Statistik, “Jumlah Penduduk Miskin”, http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/ 1494, diakses tanggal 02 Spetember 2015.
[2]QS. al-Dzâriyât (51): 19.
[3]Muhammad, Manajemen Organisasi Zakat, (Malang: Madani, 2011), h. 41.
[4]Shalahuddin Wahid, Transformasi Pesantren Tebuireng: Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan, (Malang: Uin-Maliki Press, 2011), h. 175.
[5]LSPT, Profil Lembaga, http://www.lspt.or.id/profil-lembaga, diakses tanggal 03 Spetember 2015.
[6]Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm: 11.
[7]Ibid, hlm 63.
[8]Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1997), hlm, 29.
[9]Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda Teknik,
Edisi 7, (Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 134-163.
[10]Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian,..,hlm, 202.
[11]M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm, 194.
[12]Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, cet. ke-3 (Malang: UMM Press, 2005), hlm, 77.
[13]Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm, 248.
[14] Nana Sudjana dan Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2000), 89.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trimakasih atas saran, kritik, dan komentnya...
semoga bisa menambah pengetahuan kita semua...amin

FeedBack!!!! trims